Kerajinan tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang dibuat atau
memakai tekstil sebagai bahan utama. Tekstil adalah bahan yang berasal dari
serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana
dan berbagai produk kerajinan lainnya. Dari
pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk
tekstil meliputi produk serat, benang,
kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat. Pada umumnya
bahan tekstil dikelompokkan menurut jenisnya sebagai berikut: 1. Berdasar jenis
produk/bentuknya: serat staple, serat filamen, benang, kain, produk jadi (pakaian / produk kerajinan dll) 2.
Berdasar jenis bahannya: serat alam, serat sintetis, serat campuran 3. Berdasarkan
jenis warna/motifnya: putih, berwarna, bermotif/bergambar 4. Berdasarkan jenis
kontruksinya: tenun, rajut, renda, kempa. benang tunggal, benang gintir.
2. Konsep Dasar Kerajinan Tekstil
A. Prinsip-Prinsip
Seni
Tidak semua
produk yang berbahan utama tekstil bisa disebut sebagai karya seni, sebab
perwujudannya harus memenuhi prinsip-prinsip berikut:
1. Unity (kesatuan), suatu benda yang dikatakan memiliki nilai seni
estetis, harus merupakan kesatuan dan perpaduan dari unsur-unsur pembentuknya
secara baik dan sempurna.
2. Complexity (kerumitan), suatu benda yang memiliki nilai estetis
pada dasarnya tidaklah sederhana, dalam pengertian mengandung unsur-unsur yang
berpadu dengan kerumitan tertentu seperti saling bertentangan, berlawanan, dan
saling menyeimbangkan
3. Intensity (kesungguhan), suatu benda yang dikatakan yang memiliki
nilai estetis bukanlah suatu benda yang kosong, melainkan memiliki kualitas
yang menonjol dalam penampilannya. Nilai itu bisa bersifat lembut atau kasar,
gembira atau duka, suram atau ceria yang ditampilkan secara sungguh-sungguh.
C. Desain Kerajinan Tekstil
Kerajinan tekstil yang akan diwujudkan menjadi karya seni akan terwujud
secara maksimal apabila melalui tahap pembuatan produk kerajinan tekstil.
Desain merupakan langkah awal dalam mewujudkan suatu karya seni, dan desain
merupakan rancangan yang akan memudahkan dalam pencapaian tujuan atau
penciptaan karya seni. Dengan demikian desain dapat diartikan sebagai suatu
rancangan gambar yang nantinya dilaksanakan dengan tujuan tertentu yang berupa
susunan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur. Desain dapat diterapkan pada
berbagai benda yang ada di lingkungan kita.
Untuk mendapatkan suatu produk kerajinan tekstil yang baik memerlukan
sebuah perencanaan yang didalamnya terdapat kesatuan antara bahan yang
digunakan dengan fungsi serta jenis benda yang dibuat, kerumitan dalam
pengerjaannya yaitu perpaduan yang seimbang, berlawanan, atau saling
bertentangan yang menghasilkan nilai estetis pada benda tersebut.
Suatu desain yang baik akan memperlihatkan susunan yang teratur dari bahan-bahan
yang dipergunakan sehingga menghasilkan suatu benda yang indah dan dapat
dipergunakan. Dalam hal ini terdapat dua macam desain, yaitu structural design
(desain struktur) dan decorative design (desain hiasan)
a. Structural
Design (desain struktur)
Structural
Design (desain struktur) adalah susunan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur
dari suatu benda baik berupa benda yang mempunyai ruang maupun gambaran dari
suatu benda. Contoh deesain struktur: gambaran suatu benda yang akan dibuat
dilengkapi dengan keterangan ukuran, warna, dan bentuknya.
b. Decorative
Design (garnitur)
Decorative
Design (garnitur) adalah sentuhan/perlakuan yang diberikan pada permukaan
busana yang memberikan efek visual memperindah penampilan. Garnitur bisa
sebagai unsur dekoratif/hiasan atau sebagai unsur fungsional.
Terdapat tiga cara dalam menyusun decorative desain, yaitu: By the color
and pattern, By construction dedtails, By decorative trims. (Davis dalam Mila
Karmila, 2006: 27)
1. By the color and pattern, yaitu warna dan motif yang tersusun
dalam suatu bahan tekstil pada busana, secara tidak langsung juga berfungsi
sebagai decorative design.
2. By construction details, yaitu membentuk detail hiasan tertentu
pada busana disini biasanya dilakukan dengan membuat jahitan/setikan pada
kain/tekstil.
3. By decorative trims, yaitu teknik yang biasanya berupa tempelan
kain diatas permukaan kain dengan menambahkan unsur pelengkap lain pada
permukaan kain.
Pembuatan produk kerajinan tekstil dilakukan dengan cara menentukan
jenis benda apa yang akan dibuat (benda hias atau benda pakai), membuat desain
produk, membuat desain hiasan pada produk, menyiapkan bahan dan alat serta
langkah kerja pembuatan produk kerajinan tekstil
D. Bahan dan Alat Pembuatan
Produk Kerajinan Tekstil
Bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: bahan utama dan bahan pelengkap.
Pada pembuatan produk kerajinan tekstil bahan yang digunakan harus disesuaikan
dengan jenis benda yang akan dibuat, fungsi dari benda tersebut, serta teknik
yang akan digunakan.
Secara umum bahan utama yang dapat dipergunakan dalam pembuatan produk
kerajinan tekstil adalah bahan tekstil yang tebuat dari serat alam atau serat
polyester baik itu berupa kain tenun, rajut, kempa, ataupun berupa benang/tali,
contoh bahan-bahan tekstil yang dapat dipergunakan dalam pembuatan produk kriya
tekstil adalah kain katun, kain satin, benang katun, benang nylon, tali koor,
kain flanel, dan pita.
Pada pembuatan produk kerajinan tekstil bahan pelengkap memiliki fungsi
memperindah atau menyempurnakan tampilan benda yang dibuat. Penggunaan bahan
pelengkap pun sama dengan bahan utama yaitu harus disesuaikan dengan jenis
benda yang dibuat,fungsi benda, serta teknik pembuatan yang digunakan. Bahan
pelengkap yang umumnya digunakan adalah bahan tekstil yang terbuat dari serat
alam ataupun polyester seperti kain pelapis/pengeras, busa pelapis, dakron,
kain furing, renda, pita dan retsluiting.
Alat yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: alat utama dan alat penunjang. Alat
utama terdiri dari: mesin jahit, alat-alat menjahit, gunting, pita ukur, papan
landasan dan lain-lain. Adapun alat penunjang terdiri dari: mata itik, lem,
lilin bakar, pemidangan, jarum T dan lain-lain.
Berikut ini
macam-macam kerajinan tekstil yang harus Anda ketahui !
1. Kerajinan Batik
Membatik
merupakan kegiatan berkarya seni menggunakan bahan lilin yang dipanaskan dan
menggunakan alat canting atau kuas untuk membuat pola gambar atau motif yang
dioleskan di atas selembar kain. Teknik
pewarnaannya menggunakan teknik tutup celup.
Karya seni batik ini merupakan salah satu seni terapan Nusantara yang
menjadi ciri khas kebanggaan bangsa Indonesia.
2. Kerajinan Sulam
Bordir atau
sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan
jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat
menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu
burung, danpayet
Hasil akhir
sulaman dapat dibedakan menjadi:
Sulam datar:
hasil sulaman rata dengan permukaan kain
Sulam terawang
(kerawang): hasil sulaman berlubang-lubang, misalnya untuk taplak meja dan
pinggiran kebaya
Sulam timbul:
hasil sulaman membentuk gelombang di permukaan kain sesuai lekuk gambar.
Jenis bordiran
dan sulaman :
Sulam bebas
atau sulam benang
Dalam sulam
benang, benang dijahit di atas kain dengan mengabaikan pola tenun kain. Teknik
sulam seperti ini dipakai dalam sulam wol seperti bordir tradisional Cina dan
Jepang.
Sulam hitung
jahitan
Sulaman dibuat
sambil menghitung jumlah jahitan yang dibuat. Sulaman dilakukan di atas kain
tenunan sejajar seperti kain kanvas,kain aida, kain strimin, dan kain linen.
Jenis sulaman yang termasuk sulam hitung jahitan adalah kruistik, sulam Assisi,
needlepoint, dan blackwork.
3. Kerajinan Jahit Perca
Pengertian
jahit perca
Perca adalah
sisa-sisa guntingan kain yang ada setelah membuat pakaian atau karya kerajinan
tekstil lainnya. Jahit perca/tambal seribu/patchwork adalah proses pembuatan
suatu produk kerajinan tekstil yang terbuat dari potongan-potongan kain / perca
yang digabungkan dengan cara dijahit sesuai dengan rencana. Jahit perca pada
dasarnya dipelajari keteknikannya bukan pada bahannya.
4. Kerajinan Jahit Tindas
Jahit tindas
(quilting) adalah teknik menghias permukaan kain dengan cara melapisi atau
mengisi kain dengan bahan pelapis atau pengisi kemudian dijahit tindas pada
permukaan kain sesuai dengan rencana.
Jahit tindas
adalah teknik pembuatan suatu benda kerajinan tekstil dengan cara mengisi atau
melapiskan kain dengan bahan pelapis, kemudian dijahit pada bagian atas kain
sesuai dengan desain.
5. Kerajinan Cetak Saring
Cetak saring
adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan
kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasarNylon atau sutra. Layar ini
kemudian diberi pola yang berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya.
Kain ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan
yang datar. Setelah diberi fotoresis dan disinari, akan terbentuk bagian-bagian
yang bisa dilalui tinta dan tidak. Salah satu contoh kerajinan cetak saring adalah sablon.
6. Kerajinan Tenun
Tenunan yang
dikembangkan oleh setiap suku/ etnis di Nusa Tenggara Timur merupakan seni
kerajinan tangan turun-temurun yang diajarkan kepada anak cucu demi kelestarian
seni tenun tersebut. Motif tenunan yang dipakai seseorang akan dikenal atau
sebagai ciri khas dari suku atau pulau mana orang itu berasal, setiap orang
akan senang dan bangga mengenakan tenunan asal sukunya.
Pada suku atau
daerah tertentu, corak/motif binatang atau orang-orang lebih banyak ditonjolkan
seperti Sumba Timur dengan corak motif kuda, rusa, udang, naga, singa,
orang-orangan, pohon tengkorak dan lain-lain, sedangkan Timor Tengah Selatan
banyak menonjolkan corak motif burung, cecak, buaya dan motif kaif. Bagi
daerah-daerah lain corak motif bunga-bunga atau daun-daun lebih ditonjolkan
sedangkan corak motif binatang hanya sebagai pemanisnya saja.
7. Kerajinan Tapestry
Tapestry
adalah sebuah bentuk seni tekstil berupa tenun tradisional yang biasa dilakukan
pada alat tenun vertikal. Namun, juga dapat dilakukan di lantai juga. Proses
htenun ini terdiri dari dua arah benang yang bersilangan, yang sejajar dengan
panjang disebut “warp” / benang lungsin dan sejajar dengan lebar disebut “weft”
/ benang pakan.
Kebanyakan
penenun tapestry menggunakan benang lungsin berbahan alami seperti benang linen
atau benang katun. Benang pakan yang dipakai berupa benang wol atau benang
katun, namun bisa pula benang sutra, benang emas, benang perak, atau alternatif
media lain.
Tapestry telah
diproduksi dan digunakan sejak zaman Helenis. Contoh kerajinan tapestry Yunani
yang pernah ditemukan berasal dari abad ke-3 SM dalam kondisi terawetkan di
gurun Tarim Basin. Kerajinan tapestry mencapai tahap baru produksi massal di
Eropa pada awal abad ke-14 Masehi. Gelombang pertama produksi berasal dari
Jerman dan Swiss. Seiring waktu, kerajinan diperluas ke Prancis dan Belanda.
Konotasi
istilah tapestry ini juga digunakan untuk menggambarkan hasil kerajinan tekstil
yang dibuat pada alat tenun Jacquard. Sebelum tahun 1990-an, tapestry yang
terkenal Abad Pertengahan telah diproduksi dengan menggunakan teknik Jacquard.
Namun pada abad modernisasi, artis seperti Chuck Close dan Magnolia Editions
telah mengadaptasi proses Jacquard yang terkomputerisasi untuk menghasilkan
karya seni rupa yang indah memukau.
8. Kerajinan Makrame
Makrame adalah
bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian benang awal
dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai
benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai Dalam membuat
makrame, ada beberapa teknik yang digunakan antara lain teknik pilin,simpul,anyam,
atau rajut.
Hasil karya
kerajinan makrame memiliki kesesuaian fungsi, kekuatan, dan keindahan yang
berbeda-beda. Fungsi karya kerajinan dapat dilihat dari penggunan benda
tersebut. Kekuatan dari karya kerajinan ditentukan dari kualitas bahan dasar
yang digunakan. Apabila bahan dasar yang digunakan kuat maka kualitasnya akan
bagus. Keindahan karya kerajinan makrame dapat dilihat dari model benda yang
dibuat, corak, hiasan atau aksesoris dari benda tersebut.
E. Fungsi Kerajinan Tekstil
1. Sebagai
Dekorasi (hiasan/aksesoris)
Produk-produk
seni kriya banyak diciptakan untuk berfungsi sebagai benda-benda pajangan.
Dengan berfungsi sebagai benda pajangan, maka nilai estetik sangat dibutuhkan.
Berikut adalah contoh-contoh karya seni kriya yang berfungsi sebagai benda
pajangan :Topeng kayu (Kriya kayu)Patung kayu (Kriya kayu)Ukiran (Kriya kayu
dan logam)Guci (Kriya keramik)Makram (Kriya tekstil) dan lain-lain
2. Sebagai
Benda Terapan (fungsional)
Di samping
sekedar sebagai benda pajangan, karya seni kriya banyak kita jumpai memiliki
fungsi praktis, karena fungsi merupakan hal yang diprioritaskan dalam seni
kriya. Seni kriya pada dasarnya mengutamakan fungsi, sedangkan unsur
rupa/hiasan merupakan unsur pendukung saja. Berikut adalah contoh seni kriya
yang siap pakai (fungsional)Kursi dan meja (Kriya kayu)cangkir dan teko (Kriya
keramik)Sarung bantal kursi (Kriya tekstil)Tas, ikat pinggang, sepatu dll (Kriya
kulit)
3. Sebagai
Mainan
Di samping
sebagai benda pajangan dan terapan, karya seni kriya juga berfungsi sebagai
benda mainan. Meskipun sebagai benda mainan, karya seni kriya jenis ini tetap
mempertahankan nilai-nilai estetika. Berikut adalah beberapa macam contoh karya
seni kriya yang berfungsi sebagai benda mainan Dakon (Kriya kayu) Yoyo (Kriya
kayu) Wayang (Kriya kulit) Boneka dll (Kriya tekstil)
Tag :
Kerajinan Tangan
8 Komentar untuk "Jenis-Jenis Kerajinan Tekstil dan Gambarnya Lengkap "
Info bagus
Kurang Lengkap
Gabriel Justin mohon maaf apabila pemabahasannya kurang lengkap, semoga kedepannya dapat saya lengkapi. Terima kasih sudah memberikan kritiknya.
Informasi yang menarik dan bisa jadi refrensi buat buka usaha kerajinan tekstil. Motif bungaakan jadi lebih baik, banyak jenis bunga yang bisa jd inspirasi, bisa dilihat
Anna Kharisma teri masih sudah mengunjungi blog kami, semoga usahanya maju dan terus berkembang.
Makasih ya atas sharenya sangat bermanfaat sekali tentang Bunga ini sangat bermanfaat sekali
Kenapa daerah aasalnyatidak disebutkan?
MANTAP
Silahkan tinggalkan komentar Anda, terima kasih