Prinsip-prinsip
pilosofis, hipotesis dan teoritis filsafat pendidikan
Filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat dalam pendidikan.
Pendidikan membutuhkan filsafat karena
masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang
dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang lebih luas lebih dalam serta
lebih kompleks yang tidak dibatasi pengalaman maupun faktor-faktor pendidikan.
Seorang pengajar/guru,
baik sebagai pribadi maupun sebagai pelaksana pendidikan perlu mengetahui
filsafat pendidikan. Seorang pengajar/guru perlu memahami dan tidak boleh buta
terhadap filsafat pendidikan, karena tujuan pendidikan senantiasa berhubungan
langsung dengan tujuan hidup dan kehidupan individu maupun masyarakat yang
menyelenggarakan pendidikan.
Filsafat pendidikan
harus mampu memberikan pedoman kepada para pendidik atau guru. Hal tersebut
akan mewarnai sikap prilaku dalam mengelola proses dalam belajar mengajar.
Selain itu pemahaman filsafat pendidikan akan menjauhkan mereka dari perbuatan
meraba-raba, mencoba-coba, tanpa rencana dalam menyelesaikan maasalah-masalah
pendidikan.
PRINSIP-PRINSIP FILOSOFIS
DAN TEORITIS FILSAFAT PENDIDIKAN
B. Pembahasan
A. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau kelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenal kehidupan yang dicita-citakan filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang dasar dalam memikirkan segala
sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh.
Ciri-ciri berpikir
filosofi :
1.
Berpikir dengan menggunakan
disiplin berpikir yang tinggi
2.
Berpikir secara sistematis
3.
Menyusun suatu skema konsepsi ,
dan
4.
Menyeluruh
Persoalan yang
ingin dipecahkan oleh filsafat diantaranya :
-
Apakah manusia itu ? masalah
ini dibahas dalam antropologi filsafat
Filsafat
Aristoteles tentang manusia sebelumnya tidak begitu jelas. Menurutnya manusia
itu memang hal yang istimewa, ia membedakan ada kesempurnaannya masing-masing.
Mengenai tingkah laku manusia menurut Aristoteles ditujukan kepada kebahagiaan.
Dalam dunia ini sering kebahagiaan ini berupa kekayaan, kesenangan badan,
kemuliaan, kemewahan dan lain-lain. Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi
dan tersimpal dalam khazanah ilmu adalah :
1.
Materialisme, yang berpendapat
bahwa kenyataan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah
2.
Idealisme, yang berpendapat
bahwa kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegensi
3.
Realisme, aliran ini
berpendapat bahwa dunia yatin/rohani dan dunia materi merupakan hakekat yang
asli dan abadi
4.
Progmalisme merupakan aliran
faham dalam filsafat yang tidak bersifat mutlak (absolut) tidak doktriner
tetapi relatif tergantung kepada kemampuan manusia.
Manfaat
filsafat dalam kehidupan adalah :
1.
Sebagai dasar dalam bertindak
2.
Untuk mengurangi salah faham
dan konflik
3.
Untuk bersiap siaga menghadapi
situasi dunia yang selalu berubah
B. FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan adalah upaya
mengembangkan potensi manusiawi peserta didik maupun potensi fisik potensi
cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita
kemanusiaan yang universal pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam
keseimbangan, kesatuan, guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat
pendidikan adalah filsafat yang diguanakan oleh studi mengenai masalah-masalah
pendidikan.
Beberapa aliran filsafat pendidikan :
1. Filsafat pendidikan perenialisme
Perenalisme adalah suatu aliran dalam pendidikan yang
lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata perenial yang
berarti abadi atau kekal. Jalan yang ditempuh kaum perenialisme adalah dengan
jalan mundur kebelakang dengan menggunakan kembali nilai-nilai atau
prinsip-prinsip umum yang telah manjadi perenialisme berpandangan bahwa dalam
dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta membahayakan tidak ada
satupun yang lebih bermanfaat dari pada kepastian tujuan pendidikan serta
kestabilan dalam prilaku pendidikan. Jadi perenialisme memandang pendidikan sebagai
jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam
kebudayaan ideal.
Sementara itu dalam persoalan nilai ia memiliki
aliran bahwa nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat kemanusiaan adalah
pada jiwanya sedangkan perbuatan manusia merupakan pancaran isi jiwanya yang
berasal dari dan dipimpin oleh tuhan. Untuk dapat mencapai kesana manusia harus
berusaha dengan bantuan akal rational yang berarti mengandung nilai
kepraktisan.
Beberapa pendapat tokoh perenialisme terhadap
pendidikan
1.
Program pendidikan yang ideal
harus didasarkan atas paham adanya nafsu kemauan dan akal (Plato)
2.
Perkembangan budi merupakan
titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya
(Aristoteles)
3.
Pendidikan adalah menuntut
kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata (Thomas
Aquinus)
Adapun norma
pundamental pendidikan menurut J. Maritain adalah
ü Cinta kebenaran
ü Cinta kebaikan dan keadilan
ü Kesederhanaan dan sifat
terbuka terhadap eksistensi
ü Cinta kerjasama
2. Filsafat pendidikan progresivisme
Progresivisme berpendapat tidak ada
teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan
temporal ; menyala, tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis.
Menurut progresivisme nilai berkembang terus karena adanya
pengalaman-pengalaman baru diantara individu dengan nilai yang telah disimpan
dalam kehidupannya-belajar berfungsi untuk mempertinggi tarap kehidupan sosial
yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang ekssperimental
yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Filsafat pendidikan konstruktivisme
Konstruktivisme adalah salah satu
filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan
(konstruksi) kita sendiri (Von Cilasrfed) pengetahuan bukan tiruan dari
realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan
merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan
membuat struktur, kategori, konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk
pengetahuan tersebut.
Pendekatan konstruktivisme mempunyai
beberapa konsep umum seperti :
1.
Pelajaran aktif membina
pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada
2.
Dalam konteks pembelajaran,
pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka
3.
Pentingnya membina pengetahuan
secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling mempengaruhi antara
pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
4.
Unsur terpenting dalam teori
ini adalah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara
membandingkan informasi baru dengan pemahaman yang sudah ada
5.
Ketidak seimbangan merupakan
faktor motivasi pembelajaran yang uatama
6.
Bahan pengajaran yang
disediakan perlu perkaitan dengan pengalaman pengajar untuk menarik minat
belajar.
Jika piaget adalah psikolog
pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme sedangkan teori
pengetahuannnya dikenal dengan teori adaptasi kognitif sama halnya dengan
setiap organisme harus beradaptasi secara fisik dengan lingkungan untuk dapat
bertahan hidup demikian juga struktur pemikiran manusia. Manusia berhadapan
dengan tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus
ditanggapinya secara kognitif (mental). Untuk itu manusia harus mengembangkan
skema fikiran lebih umum atau rinci atau perlu perubahan, menjawab dan
menginterprestasikan pengalaman-pengalaman tersebut.
Menurut
Ausubel, ada 2 macam proses belajar yakini belajar bermakna dan belajar
menghapal. Belajar bermakna berarti informasi bari diasiminasikan dalam
struktur pengertian lamanya. Belajar menghapal hanya perlu bila pembelajaran
mendapatkan fenomena atau informasi yang sama sekali baru dan belum ada
hubungannya dengan struktur pengertian lamanya. Dengan cara demikian,
pengetahuan pembelajaran selalu diperbaharui dan dikontruksikan terus menerus.
Berdasarkan teori piaget dan
filsafat sainsnya Toulmin yang mengatakan bahwa bagian terpenting dari
pemahaman manusia adalah perkembangan konsep secara evolutif, dengan terus
manusia berani mengubah. Posnet dkk lantas mengembangkan teori belajar yang
dikenal teori perubahan konsep. Tahap pertama dalam perubahan konsep disebut
asimilasi, yakni siswa menggunakan siswa yang sudah dimilikinya untuk
menghadapi fenomena baru. Namun demikian, sutau ketika siswa dihadapkan
fenomena baru tidak bisa dipecahkan dengan pengetahuan lamanya. Maka ia harus
membuat perubahan konsep secara radikal inilah yang disebut tahap tugas
pendidikan adalah bagaimana dua tahap tersebut bisa terus berlangsung dengan
terus memberi tantangan sehingga ada ketidak puasan terhadap konsep yang telah
ada.
Beberapa macam konstruktivisme
Von Glasrfeald membedakan konstruktivisme dalam kaitan hubungan pengetahuan dan
kenyataan, yakni konstruktivisme radikal, realisme hipotesis dan konstruktivisme
yang biasa.
Dampaknya terhadap pendidikan
dalam pengertian konstruktivisme belajar adalah suatu proses pembentukan
pengetahuan. Pengetahuan ini harus dibuat sendiri oleh pelajar atau orang yang
mau mengerti. Orang itulah yang aktif berpikir membuat konsep, dan mengambil
makna. Dalam pengertian konstruktivisme murid tidak dianggap sebagai suatu
tabula rasa yang kosong, yang tidak megerti apa-apa sebelumnya. Murid dipahami
sebagai subyek yang sudah membawa, “pengertian awal” akan sesuatu sebelum mereka
mulai belajar secara formal.
4. Filsafat Pendidikan Thorndike
Teori belajar Thorndike disebut “Connectionism”
karena belajar merupakan proses pembentukan koneks-koneksi antara stimulus dan
respon. Teori ini juha sering disebut “Trial and Error” dalam rangka menilai
respon juga terdapat bagi stimulus tertentu. Ciri-ciri belajar dengan Trial and
Error :
1.
Ada motip pendorong aktivitas
2.
Ada berbagai respon terhadap
situasi
3.
Ada aliminasi respon-respon
yang gagal atau salah
4.
Kemajuan reaksi-reaksi mencapai
tujuan
C. Kesimpulan
Peran filsafat pendidikan bagi guru dengan filsafat metafisika guru
mengetahui hakikat manusia, khususnya anak sehingga tahu bagaimana cara memprilakukannya
dan berguna untuk mengetahui tujuan pendidikan.
Yang menentukan filsafat pendidikan
seorang guru adalah seperangkat keyakinan yang dimiliki dan berhubungan kuat
dengan prilaku guru, yaitu keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran
siswa, pengetahuan, dan apa yang perlu diketahui.
D. Referensi
- Sadulloh,
U.2003, Pengantar Filsafat Pendidikan.
CV.Alfabeta, Bandung,
- Ahmad D.Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung Al Ma’arif 1964
- Aku ada karena kau 27 Mei. 2008 Teori
Filsafat.
Tag :
Pendidikan
0 Komentar untuk "Filsafat Pendidikan"
Silahkan tinggalkan komentar Anda, terima kasih