PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan kimia merupakan
sesuatu yang tak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari. Termasuk makanan dan
minuman yang kita konsumsi juga mengandung bahan kimia. Bahan kimia lazim di
gunakan dalam industri makanan.
Saat ini,
makanan dibuat sedemikian rupa agar terasa lezat, terlihat menarik, dan tahan
lama. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada makanan di tambahkan bahan kimia
yang dinamakan zat aditif. Menurut penelitian para ahli membuktikan bahwa zat
aditif dapat membahayakan kesehatan, misalnya kanker. Akan tetapi, di zaman
modern seperti sekarang ini bahan kimia tambahan makanan atau zat aditif dalam skla yang makin luas. Terutama dalam
industri-industri makanan. Banyak industri makan yang menggunakan zat aditif
secara berlebihan atau terkadang menggunakannya bukan pada tempatnya misalnya
menggunakan pewarna tekstil untuk pewarna makanan tanpa memperdulikan tampak
negatifnya bagi kesehatan.
Maka, oleh
sebab itu melalui makalah ini penulis menjelaskan tentang bahan kimia dalam
makanan dan bahayanya bagi kesehatan sebagai pengetahuan bagi masyarakat agar
berhati-hati dalam memilih makanan dan meminimalisir penggunaan bahan kimia
tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Agar lebih
mudah dalam penulisan makalah ini, maka penulis merumuskannya dalam beberapa
beberapa pertanyaan, yang nantinya akan akan dijadikan acuan dalam pembahasan.
Beberapa pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Apakah yang dimaksud dengan
bahan kimia dalam makanan ?
2.
Sebutkan bahan kimia yang
sering digunakan dalam makanan, baiok bahan alami maupun buatan ?
3.
Sebutkan kegunaan dan efek
samping penggunaan bahan kimia dalam makanan tersebut ?
1.3 Tujuan
1. Unutk memenuhi salah
satu tugas akhir bidang study Bahasa Indonesia
2. Mendeskripsiakan bahan kimia, dalam makanan
serta jenis-jenis bahan kimia yang sring digunakan
3. Untuk mengomunikasikan kegunaan dan efek
samping penggunaan bahan kimia dalam makanan
1.4 Manfaat
1. menambah pengetahuan tentang bahan kimia
dalam makanan baik bahan alami maupun sintetis
atau buatan
2. dapat mengetahui kegunaan bahan kimia dalam
makanan
3. dapat mengetahui efek samping penggunaan
bahan kimia dalam makanan. Sehingga kita dapat berhati-hati dalam memilih
makanan
1.5 Pembatasan
Makanan
Mengingat
banyaknya bahan-bahan kimia dalam kehidupan, maka penulis membatasinya hanya
bahan kimia dalam makanan.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan
makalah ini, penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari 3 bab.
BAB I Pendahuluan
Dimana dalam bab ini penulis memaparkan mengenai latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat, pembatasan masalah, dan
sistematika penulisan.
BAB II Pembahasan
Dimana dalam bab ini, penulis membahas tentang apa yang telah di
rumuskan, dalam perumusan masalah
BAB III
Dimana dalam bab ini, penulis memaparkan mengenai kesimpulan dan
saran-saran yang ingin disampaikan penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan-bahan
kimia lazim digunakan dalam industri makanan. Bahan kimia tambahan di sebut zat
aditif. Zat aditif adalah bahan kimia di campurkan kedalam makanan yang
bertjuan unutk meningkatkan kualitas makanan, menambahakan kelezatan makanan,
mengawetkan makanan dan memperbaiki penampilan.
Penggunaan zat
aditif sebenarnya sudah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Nenek moyang kita
telah menggunakan zat-zat aditif yang alami. Akan tetapi di zaman modern
sekarang ini, zat aditif yang alami sudah jarang digunakan. Di zaman modern ini
sering menggunakan zat-zat aditif buatan atau sintetis.
Berdasarkan
asalnya, bahan aditif pada makanan dibedakan menjadi 2, yaitu bahan alami dan
buatan. Berikut ini bahan kimia tambahan pada makanan :
2.1 Bahan Pewarna
a. Bahan Pewarna Alami
Pemberian
warna pada makanan dapat meningkatkan penampilan makanan sehingga menggugah
minat konsunen. Bahan pewarna alami yang sering digunakan antara lain sebagai
berikut :
-
Kunyit dan wortel untuk
menghaliskan warna kuning
-
Daun pandan dan daun suji untuk
menghaliskan warna hijau
-
Gula merah dan karamel (gula
yang di sangrai) untuk menghasilkan warna coklat
-
Cabai, tomat, paprika, bit dan
suga untuk menghasilkan warna merah.
Pewarna
alami lebih anam dikonsumsi tetapi macamnya terbatas dan sulit memperolehnya
dalam jumlah besar sehingga industri makanan lebih senang menggunakan pewarna
sintetis.
b. Bahan Pewarna Buatan dan Efek Sampingnya
Zat warna yangsering
digunakan adalah zat kimia turunan
alnilina misalnya indigo kurmin (biri), tartrazine (kuning), benzil piolet
(ungu).
Bahan pewarna
yang masih diperbolehkan untuk dipakai yaitu :
·
Amarant (pewarna merah)
·
Erythrosine (pewarna merah)
·
Fartrazine (opewarna kuning)
·
Sunset yellow (pewarna kuning)
·
Past green fcf (pewarna hijau)
·
Brriliant blue (pewarna biru)
Meskipun bahan pewarna tersebut
diizinkan, tapi harus tetap berhati-hati dalam memilih makanan yang menggunakan
bahan pewarna buatan karna penggunaan yang berlebihan akan mengganggu kesehatan
misalnya :
§ Penggunaan tetrazine yang berlebihan dapat menyebabkan reksi alergi,
asama, dan hiferaktif pada anak.
§ Penggunaan erythrosine yang berlebihan dapat menyebabkan reksi
alergi pada pernapasan, hiperaktif pada anak, tumor hroid pada tikus, dan efek
kurang baik pada otak dan prilaku.
§ Pengguanaan fast green fcf secara
berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi dan produksi tumor.
§ Penggunaan sunset yellow yang berlebihan dapat menyebabkan radang
selaput lendir pda hidung, sakit pinggang, muntah-muntah, dan gangguan
pencernaan.
Selain itu, terdapat
mbeberapa bahan tambahan makanan yang dilarang pengguanaanya untuk pangan meskipun
saat ini masih banyak digunakan. Misanlnya : formalin, boraks, rhodamin-B,
(pewarna merah), dan methanil yellow (pewarna kuning). Pewarna ini tergolong
pewarna sintetis khusus untuk methanil
yellow dan rhodamin-B hanya diperbolehkan untuk pewarna barang hasil industri
seperti psaltik, tekstil, kertas, keramik, ubin, dan sebagainya. Zat pewarna
sintetis ini bersifat racun jika digunakan dalam makanan dapat memicu
pertumbuhan zat karsinogenik yang menyebabkan munculnya penyakit kanker.
2.2 Bahan Pemanis
a. Bahan Pemanis Alami
Zat
pemanis alami yang biasa digunakan menjadi dua yaitu sebagai berikut :
- Pemanis nutritif
Pemanis
nutritif adalah pemanis alami yang menghasilkan kalori. Pemanis nutritif
berasal dari tanaman(sukrosa/gula tebu, gula bibit, xylitol dan fruktosa), dari
mhewan, (laktosan dan madu), dan dari hasil penguraian karbohidrat (sirop
glukosa, dekstrosa, dan sorbitol).
Kelebihan
pemanis ini dapat mengakibatkan obersitas (kelebihan berat badan ) karna
kandungan kalorinya yang tinggi.
- Pemanis non nutritif
Pemanis
non nutritif adalah pemanis alami yang
tidak menghasilkan kalori. Pemanis non nutritif
berasal dari tanaman (steviosida), dan dari kelompok protein
(miralin,monellin, thaumatin ).
b. Bahan Pemanis Buatan dan Efek Sampingnya
Pemanis
buatan adalah bahan tambahan makanan buatan yang ditambahakan pada makanan atau
minuman untuk menciptakan rasa manisbahan pemanis makanan buatan ini sama
sekali tidak mempunyai nilai gizi. Contoh sakarin, siklamat, dan aspartam.
Sakarin atau “biang gula” memiliki tingkat kemanisan 350-500 kali gula alami.
Pemanis
buatan ini di rekombinasikan untuk diet bagi penderita diabetes atau penyakit
gula karna mereka memerlukan diet rendah kalori. Pemanis ini tidak bolah
digunakan untuk orang sehat. Penggunaan sakarin
dan siklamat dapat mengakibatkan tumor kantung kemih.
Di
Indonesia banyak makanan dan minuman yang ditambahkan sakarin dan siklamat
karna harganya jauh lebih murah dari harga gula namun penggunaan sakarin
diganti dengan aspartam yang memiliki kemanisan 180 kali gula tebu. Aspartam
banyak digunakan sebagai pemanis dalam peremen dan berbagai jenis makanan
olahan.
Kemudian
pemanis baru yang sering digunakan yaitu sukralosa yang memiliki tingkat
kemanisan 600 kali gula, molekul pemanis ini tidak diserap oleh tubuh. Makanan
olahan yang biasa menggunakan pemanis buatan antara lain : sirop, es mambo, kue
atau roti
2.3 Bahan Pengawet
Bahan pengawet
adalah bertujuan untuk memperlambat oksidasi yang dapat merusak makanan
a. Bahan Pengawet Alami
Bahan
pengawet alami yang sering digunakan adalah garam, cuka dan gula bahan pengawet
alami ini digunakan untuk mengawetkan makanan agar selalu ada dalam kondisi
baik. Metode pengawetan menggunakan garam dapur (Nacl) telah dilakukan
masyarakat luas selama bertahun-tahun. Larutan garam yang masuk jaringan mampu
menghambat pertumbuhan, aktifitas bakteri penyebab busuk, sehingga makanan
tersebut menjadi lebih awet. Tentu saja prosedur pengawetan ini perlu mendapat
perhatian karena konsumsi garam secara berlebihan dapat memicu penyakit darah
tinggi. Cuka digunakan agar sayuran dapat bertahan lama. Gula digunakan dalam
pembuatan kecap yang berfungsi sebagai bahan pengawet.
Selain
dengan penambahan bahan pengawet, untuk mengawetkan makanan dapat dilakukan dengan
pemanasan, pengeringan, pembekuan, pengalengan, dan iradiasi dengan sinar
ultraviolet atau sinar gamma.
b. Bahan Pengawet Buatan
dan Efek Sampingnya
Pengawetan
sebenarnya di butuhkan untuk mencegah aktifasi mikroorganisme ataupun mencegah
proses peluruhan yang terjadi sesuai dengan pertambahan waktu, untuk menjaga
kualitas yang memadai sebagai mana yang di inginkan. Namun harus tetap
memepertimbangkan keamanannya.
Secara garis besar zat
pengawet dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1.
GRAS (Generally Recognized as
Safe) yang umumnya bersifat alami, sehingga aman dan tidak berefek racun sam
sekali.
2.
ADI ( Acceptable Daily Intake
), yang selalu dsitetapkan batas penggunaan hartannya ( darly intake).
3.
Zat pengawet yang memang tidak
layak di konsumsi atau berbahaya seperti boraks,formalin dan rhodamin-B.
Formalin dapat menyebabkan kanker paru-paru dan gangguan pada alat pencernaan
dan jantung. Adapun penggunaan boraks dapat menyebabkan gangguan pada otak,
hati dan kulit.
Beberapa
bahan pengawet diperbolehkan untuk dipakai, namun kurang aman jika digunakan
secara berlebihan. Bahan-bahan pengawet tersebut, antara lain sebagai berikut :
1. Kalsium Benzoat
Bahan
pengawet ini dapat menhambat pertumbuhan bakteri penghasil toksin (racun),
bakteri spora, dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dfapat memengaruhi rasa.
Bahan makanan atau minuman yang diberi benzoat dapat memberikan kesan aroma
fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Kalsium benzoat digunakan untuk
mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah, sirop, dan ikan
asin. Bahan ini bisa menyebabkan dampak negatif pada penderita asma dan bagi
orang yang peka terhadap aspirin. Kalsium benzoat dapat memicu terjadinya
serangan asma.
2. Sulfur Dioksida (SO2)
Bahan
pengawet ini banyak ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering,
sirop dan anncor. Meskipun bermanfaat, penambahan bahan pengawet tersebut
berisiko menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi
genetik, kanker, dan alergi.
3. Kalium Nitrit
Kalium Nitrit dapat
menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang singkat.
Kalium nitrit sering digunakan pada daging yang telah dilayukan untuk
mempertahankan warna merah agar tampak selalu segar daging tersebut, misalnya
daging kornet. Penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan. Selain
mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, yang
menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal dan
muntah-muntah.
4.
Kalsium Propionat/Natrium
Propionat
Keduanya
termasuk dalam golongan asam propionat, sering digunakan untuk mencegah
tumbuhnya jamur atau kapang. Bahan pengawet ini biasanya digunakan untuk roti
dan tepung. Penggunaan yang berlebihan bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan
kesulitan tidur.
5.
Natrium Metasulfat
Natrium Metasulfat sering digunakan pada produk roti dan
tepung. Bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan alergi pada kulit.
6.
Asam Sorbat
Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad,
buah, dan produk minuman kerap ditambahkan asam sorbat, meskipun aman dalam
konsentrasi tinggi, asam ini bisa membuat perlukaan di kulit.
Adapun
bahan-bahan pengawet yang tidak aman dan berbahaya bagi kesehatan, antara lain
adalahs sebagai berikut :
1. Natamysin
Bahan ini biasa digunakan pada produk daging dan keju. Bahan
ini bisa menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan perlukaan
kulit.
2. Kalium Asetat
Makanan yang asam umumnya ditambahkan bahan pengawet ini.
Padahal bahan ini diduga bisa menyebabkan rusaknya fungsi ginjal.
3. Butil Hidroksida Anisol
(BHA)
Biasanya terdapat pada daging babi dan sosisnya, minyak
sayur, shortening, keripik kentang, pizza, dan the instan. Bahan pengawet jenis
ini di duga bisa menyebabkan penyakit hati dan memicu kanker.
4. Bahan Penyedap
Tujuan ditambahkannya penyedap adalah meningkatkan cita rasa
makanan, mengembalikan cita rasa makanan yang mungkin hilang saat pemprosesan
dan memberi cita rasa tertentu pada makanan.
a.
Bahan Penyedap Alami
Bahan peneyedap alami
yang sering digunakan untuk menimbulkan rasa gurih pada makanan, antara lain
santan, kelapa, susu sapi, dan kacang-kacangan. Selain itu bahan penyedap
lainnya yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan atau rempah-rempah, antara
lain lengkuas, ketumbar, cabai, kayu manis, dan pala.
b.
Bahan Penyedap Buatan dan efek
sampingnya
Zat penyedap buatan di
bedakan menjadi dua macam yaitu :
·
Zat penyedap aroma buatan
terdiri dari senyawa golongan ester, antara lain : oktil asetat (aroma jeruk),
iso amil asetat (aroma pisang), iso amil valerat (aroma apel), metil solisilat
(minyak gandapura), etil butirat (aroma nanas), okoresin dan asam esensial.
·
Zat penyedap rasa yang banyak
digunakan adalah menosodium glutamate (MSG) atau vetsin.
MSG tidak
diperkenankan untuk dikonsumsi kepada bayi berumur kurang dari 12 minggu (3
bulan), bagi orang yang alergi atau tidak tahan MSG, maka makanan yang
dikonsumsi mengandung MSG dapat menyebabkan penyakit “Restoran Cina”. Gejala
penyakit ini adalah 20 – 30 menit setelah makan makanan yang dibubuhi MSG yang
berlebihan, maka akan timbul rasa mual, haus, pegal-pegal pada tengkuk, sakit
dada, dan sesak napas. Akibat lainnya adalah penyakit kanker.
5. Bahan Pengembang Bahan
Makanan
Dalam pembuatan berbagai macam
makanan roti dan kue digunakan bahan yang berfungsi untuk mengembangkan adonan.
Bahan pengembang ini dapat berupa senyawa kimia mapun makhluk hidup yang dapat
melakukan permentasi. Baik senyawa kimia mapun makhluk hidup yang digunakan
dalam mengembangkan adonan roti dapat menghasilkan Co2 yang dapat
menyebabkan adonan roti menjadi mengembang.
Bahan pengembang biologis dapat
menggunakan yeast atau ragi sedangkan untuk bahan kimia dapat menggunakan
natrium bikarbonat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahan kimia dapat kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam makanan dan minuman yang
kita konsumsi. Bahan kimia dalam makanan terdiri atas bahan alami dan bahan
buatan atau sintetis. Bahan kimia memiliki danpak negatif jika digunakan secara
berlebihan. Pada dasarnya, bahan alami lebih aman digunakan daripada bahan
sintetis. Secara garis besar, bahan kimia yang ditambahkan dalam makanan
dikelompokkan menjadi bahan pewarna, pemanis, pengawet, penyedap, dan
pengembang bahan makanan.
3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan
pada pembaca adalah berhati-hatilah dalam memilih makanan. Di zaman modern ini
banyak sekali makanan yang menggunakan bahan kimia yang berlebihan terutama
dalam jajanan di sekitar kita. Bahkan sering terjadi penggunaan bahan kimia
yang penggunaannya tidak sesuai dan sudah sedemikian luas penggunaannya
sehingga tidak lagi mengindahkan dampaknya terhadap kesehatan.
DAFTAR
PUSTAKA
- Irianto, Sugeng Yuli dan Wasis.
2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTS
kelas VIII. Jakarta
: PT. Sekawan Cipta Karya.
- Hidayati, Nur F. 2006. Biologi Kelas XI SMA dan MA Semester Genap.
Klaten : Sinar Mandiri.
- Aziz, Saifuddin. 2006. Kimia Kelas XII SMA dan MA Semester Genap.
Klaten : Sinar Mandiri.
- Pratiwi, D.A. dkk. 2006. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Tag :
Makalah
0 Komentar untuk "Makalah Bahan Kimia dalam Bahan Makanan"
Silahkan tinggalkan komentar Anda, terima kasih