Laporan Hasil Penelitian Ekosistem Pantai

Laporan  Hasil Penelitian Ekosistem Pantai

LAPORAN
HASIL PENELITIAN EKOSISTEM PANTAI
STUDY LAPANGAN KARAPYAK-PANGANDARAN 

BAB I
PENDAHULUAN
  
1.1         Latar Belakang Masalah
            Ekosistem terdiri dari 2 komponen, yaitu abiotik (makhluk tak hidup) dan biotik  (makhluk hidup) yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen abiotik memberikan pengarh terhadap keragaman jenis, pola penyebaran dan faktor pembatas bagi setiap spesies sehingga dalam satu ekosistem pantai dapat tersusun oleh ekosistn-ekosistem kecil di dalamnya komponen abiotik yang berpengaruh terhadap biotik dapat berupa : suhu, kadar garam, kelembapan, dengan keasaman (pH), intensitas cahaya matahari, tofografi, pantai, dan arah mata angin.
         Dari latar belakang di atas, penyusun tertarik untuk memuatnya ke dalam sebuah laporan.

1.2         Rumusan Masalah
            Adapun yang menjadi pokok utama masalah yang dijadikan acuan oleh penyusun adalah sebagai berikut :
  • Apa ekosistem itu ?
  • Faktor-faktor apa saja yang mempangaruhi ekosistem ?
  • Apa hubungan faktor abiotik dengan biotik dalam suatu ekosistem ?


1.3         Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berkut :
  • Untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang berada dalam ekosistem pantai.
  • Untuk mengetahui hubungan faktor biotik dan abiotik dalam ekosistem pantai
  • Mengamati pengaruh kimia dan fisik terhadap ekosistem pantai

1.4    Metodologi Penelitian  
         1.   Pengamatan
Penyusun melakukan suatu pengamatan pada satu wilayah dan mengambil sampel yang kemudian dicatat dan di susun secara sistematis.
2.       Book Survey
Penyusun mempelajari dari bahan tertulis yang menggunakan study kepustakaan. Semua disusun sesuai data dari berbagai sumber.

1.5  Sitematika Penulisan
                Untuk mempermudah laporan ini, penyusun membaginya ke dalam empat bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan          :  Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Pengamatan          :  Menjelaskan tentang alat-alat dan bahan yang digunakan penyusun dalam melakukan penelitian, menjelaskan tentang langkah-langkah kerja dan hasil pengamatan yang dijadikan acuan dan landasan dalam pembahasan
Bab III Pembahasan        :  Analisis tentang biota-biota yang ada dalam ekosistem pantai, dan menguaraikan tentang hubungan antara faktor biotik dan abiotik dari ekosistem tersebut.
Bab IV Penutup              : Berisi tentang kesimpulan dan saran

BAB II
PENGAMATAN


2.1    Alat dan Bahan
  • Termometer
  • Meteran
  • pH meter
  • Higrometer Sling
  • Sair limit, tatah dan ember
  • Toples/botol jam
  • Tali rapia dan patok
  • Larutan formalin
  • Aquades
  • Alkohol 70%


2.2    Langkah Kerja
  • Bagi wilayah pantai menjadi tiga ke arah membujur dari mulai batas tebing sampai bibir pantai. Tempatkan patok dan tali sebagai garis batas pengamatan untuk masing-masing wilayah di sepanjang garis pantai. Wilayah yang terdekat bibir pantai disebut wilayah I, wilayah tengah sebagai wilayah II, dan wilayah menuju tebing/daratan sebagai       wilayah III.
  • Pengamatan dilakukan berdasarkan pembagian kelompok menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan untuk setiap wilayah. Pengamatan dilakukan di waktu siang (Pkl. 11 s.d 13.00)
  • Pengamatan ekosistem perairan
  •  Pengamatan dilakukan di setiap air tergenang
  • Pengamatan dilakukan pada suhu (berdasarkan 3 tahap kedalaman; dasar, tengah (permukaan), kedalaman, Ph serta kadar garam.
  •   Catat jenis-jensis vegetasi hewan yang hidup dalam satu bentukan kolam
  • Perkirakan jumlah untuk masing-masing jenis M.H yang ditemukan dalam 3 kriteria banyak (+++), sedang (++), sedikit (+)
  • Ambil sampel vegetasi/hewan yang diperlukan

Pengamatan Ekosistem Darat
  • Pengamatan dilakukan setiap jarak 50 m dimulai dari titik awal
  • Lakukan pengukuran terhadap suhu, kelembapan, arah mata angin, dan jenis daratan
  • Catat jenis-jenis vegetasi/hewan yang hidup di wilayah tersebut
  • Perkirakan jumlah untuk masing-masing M.H yang ditemukan dalam 3 kriteria, banyak (+++), sedang (++) dan  sedikit (+)
  •  Ambil sampel vegetasi/hewan yang diperlukan (hanya untuk jumlah vegetasi/hewan melimpah)


2.3    Hasil Pengamatan
         Ekosistem Pantai
         ZONA I Abiotik
         Suhu    :  Dasar             : 30º C
                         Tengah          : 31º C
                         Permukaan    : 32º  C
         Kedalaman       : 40 Cm
         pH                    : 7,9 (basa)
         Bentuk kolam   : Karang 
         Biotik
         Autotrof           :  Sponge (++), alga merah/Rhiodopyta (Palma Tumuhan Karang (++), Ria, Euchema (+++) spinosum, chondrus (+++) crispus, Gracilaria, Bossiella), alga hijau/ Choloropyta (++).



         Heterototrof     : 
                                      Invertebrata :
                                      Udang (kelas crustacea, ++), Bintang Ular (+++) Ophiopholis acul leata), landak laut (+++) (Strongilocetrotus), kepiting (++) (cancer pogurus),
                                      Siput (kelas gastropoda), anemon laut (+++) (kelas anthozoa, Filum porifera)
                                      Vertebrata : 
                                      Ikan-ikan kecil

         ZONA II Abiotik
         Suhu    :  Dasar             : 30º C
                         Tengah          : 30º C
                         Permukaan    : 30º  C
         Kedalaman       : 45 Cm
         pH                    : basa
         Bentuk kolam   : Pasir 
         Biotik               : Alga keemasan/Chrysophyta (+++)
         Autotrof           :  Alga hijau/Chlorophyta (+++), tumbuhan tingkat tinggi
         Heterototrof     : 
                                     Invertebrata :
                                      Teripang (+) (Holothuroidea), siput (++) (kls gastropoda), bulu babi (+), gurita (+) (Tels Crphalopoda),
                                      Vertebrata : 
                                      Ikan-ikan kecil (++)

ZONA III Abiotik
         Suhu    :  Dasar             : 31º C
                         Tengah          : 31º C
                         Permukaan    : 31º  C
         Kedalaman       : 15 Cm
         pH                    : 10,8 (basa)
         Bentuk kolam   : Karang 
         Biotik               :
         Autotrof           :  Alga hijau(++) /Chlorophyta
         Heterototrof     : 
                                      Invertebrata :
                                      Siput (kls gastropoda) (++), Kepiting (Cancer pagurus) (+++)

DARATAN
ZONA I Abiotik
         Suhu                 : 31º C  
         Kelembapan     : 82 %
         Arah angin       : laut ke darat  
         Jenis daratan    : Karang   
         Biotik               :
         Autotrof           :  -
         Heterototrof     : 
                                      Invertebrata :
                                      Siput (+++) ( Kls Gastropoda)



ZONA II Abiotik
         Suhu                 : 31º C  
         Kelembapan     : 82 %
         Arah angin       : laut ke darat 
         Jenis daratan    : Karang  
         Biotik               :
         Autotrof           : 
         Heterototrof     : 
                                      Invertebrata :
                                      Siput ( Kls Gastropoda) (+++), Kepiting (Cancer Pagurus) (++)
ZONA III Abiotik
         Suhu                 : 29º C  
         Kelembapan     : 82 %
         Jenis daratan    : Karang  
         Biotik               :
-          Siput (Kelasgastropoda (+++)
-          Kelomang (filum arthropoda) (+++)
-          Kepiting (cancer pagurus) (++)
          
        
                        

BAB III
PEMBAHASAN


Dari hasil penelitian ekosistem pantai yang diadakan di pantai Karapyak diperoleh beberapa jenis vegetasi dan hewan yang hidup dalam ekosistem pantai Karapyak, diantaranya vegetasi dari alga merah (Rhodophyta) seperti Palmaria (berbentuk lembaran daun), eushema spinosum yang merupakan penghasil agar-agar di Indonesia, Chondrus Cispus, Gracilaria dan Bossiela. Dimana  Rhodophyta) ini hidup di laut dalam, terutama laut beriklim panas. Anggota kelompok ganggang ini juga dapat ditemukan di daerah pantai hingga kedalaman 100 m.
Rhodophyta dapat bereproduksi secara vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatifnya dilakukan dengan pembentukan sporan yang tidak memiliki alat gerak. Spora tersebut bersifat hoploid yang berasal dari talus ganggang diploid. Reproduksi generatifnya dilakiuakn dengan cara peleburan gamet jantan yang tidak emmiliki alat gerak (Spermatium) dan ovum hasil peleburan akan membentuk zigot. Selanjutnya zigot akan tumbuh menjadi ganggang merah yang diploid.
Selain alga merah ditemukan juga beberapa jenis dari alaga hijau (Chlorophyta). Serta beberapa jenis tumbuhan karang. Pada ekosistem pantai Karakpayk juga banyak ditemukan jenis alga keemasan (Chrisopyta), struktur tubuhnya ada yang berupa sel tunggal dan yang tersusun dari banyak sel. Warna keemasannya disebabkan olehj pigmen karotin dan xantofil,
Selain vegetasi di atas, terdapat pula beberapa populasi-populasi dari berbagai jenis hewan seperti berikut : Udang, bintang ular, landak laut, kepiting, siput, anemon laut, beberapa jenis porifera, dan ikan-ikan kecil di laut dengan jarak 30 meter di daratan.
1.      Udang termasuk kedalam Filum Arthropada (kaki beruas), kelas crustacea dan termasuk kedalam ordo Dekapoda (memiliki 10 kaki)
2.      Bintang ular (ophiopholis aculeata) termasuk kedalam filum Echipodermata, kelas ophiuroidea yang memiliki bentuk bola cakram kecil  dengan 5 lengan.
3.      Landak laut (strongy locentrotus) termasuk kedalam filum Echipodermata kelas Echinoidea yang memiliki bentuk bundar, tidak berlengan dan memiliki duri-duri yang dapat digerakan.
4.      Kepiting (Caner pagurus), termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Crustasea dan ordo dekapoda.
5.      Siput termasuk ke dalam filum molusca kelas gastropoda.
6.      Anemon termasuk kedalam filum Coelenterata kelas anthozoa (hewan berbentuk bunga). Anggota Anthozoa hidup di laut mulai dari daerah pantai sampai denagn kedalaman laut 6.000 meter. Anthozoa merupakan bentuk polip yang biasa menempel pada suatu objek di dasar laut.
7.      Beberapa jenis porifera (kelompok hewan berpori). Hidup mulai dari daerah perairan pantai yang dangkal hingga daerah berkedalaman 5,5 km. tumbuhnya melekat pada dasar laut dan tidak dapat berpindah (sesil).
8.      Ikan-ikan kecil yang termasuk kedalam hewan bertulang punggung (Vertebrata).
Sedangkan  didaerah yang jarak 20 meter dari daratn ditemukan teripang (holothuroidea), siput, bulu babi, gurita dan ikan-ikan kecil serat kepiting
-          Teripang (Holuthorodea) termasuk kedalam filum Echipodermata kelas Holuthorodea, bertubuh silindris, tidak mempunyai lengan dan mulut dikelilingi tentakel.
-          Bulu babi (Diadema saxetile) termasuk kedalam filum Echipodermata kelas Echinoidea, tidakmempunya lengan, memakan hewan/tumbuhan mati. Bernafas dengan paru-paru.
-          Gurita termasu kedalam filum molusca kelas caphalopada (hewan yang terdiri atas dua bagian yaitu kepala dan badan yan dihubungkan oleh leher).
      Dan di wilayah 10 meter dari darat sampai dengan daratan yang banyak ditemukan siput, kepiting dan kelomang.
-          Kelomang termasuk kedalam filum Arthopoda
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi komunitas laut adalah macam dan umlah material terlarut daam air mungkin yang lebih penting adalah jumlah nutrisi bagi makluk hidup fotosentetik pospor nitrogen kan karbon di perlekukan sebagai materi pembentuk kehidupan baru yang tersedia dalam jumlah sedikit di  dalam air.
Ekosistem bentuk merupakan ekosistem ynag mengandung makluk hidup yang terdiri dari berbagai jenis ikan, karang, tiram, udang, spons, anemon, dan makluk lain yang hidup di dasar perairan. Substrat berpasir karang mendukung untuk pertumbuhan tumbuhan air dan ganggang tapi sangat baik sebagai habitat bagi karang cacing dan udang kecil sedangkan Substrat batu adalah habitat yang sesuai bagi berbagai macam ganggang berukuran besar selain itu suhu juga berpengaruh terhadap komunitas bentuk seperti terumbu karang ynag hanya ditemukan di perairan hangat. Ekosistem terumbu karang tersusun dari sejumlah besar hewan karang yang memiliki cangkang yang menangkap makanan dengan membuka diri kearah cahaya. Keadaan demikian menjadi pantang karena dalam tubuh hewan tersebut terdapat ganggang bersel tunggal dengan adanya cahaya ganggang dapat mengadakan fotosintesis sehingga memberi keuntugan bagi hewan karang dan ganggang itu sendiri hubungan metualisme ini merupakan dasar utama bagi produktivitas komunitas makhluk hidup.
Ekosistem trumbu karang ditemukan di daerah khatulistiwa yaitu perairan dangkal dan besih, berbagai jenis ikan, udang, spons, karang dan siput merupakan anggota dari ekosistem trumbu karang.

BAB IV
PENUTUP


4.1    Kesimpulan
            Ekosistem pantai Karapyak terdiri atas beberapa vegetasi dan hewan yang berada dikedalaman tertentu, contohnya laut dengan jarak 30 m dari daratan banyak dihuni oleh Rhodopyta, Chloropita, udang, Ophiopholisauleata, Strongyloncetrotus, cancer pegurus, jenis gastropoda, beberapa jenis Anthozoa, dan jenis porifera.
            Laut dari jarak 20 m dari dataran banyak terdapat Chrysopyta, Chloropyta, Gaatropoda, Holohthurroidea, gurita (kelas Cephalophoda), diadema saxchile (bulu babi) dan ikan-ikan kecil
         Sedangkan laut dengan jarak 10 m  dari laut sampai dengan daratan banyak dihuni Choloropyta siput (gastropoda) dan kepiting (cancer pagurus)

4.2         Saran 
  • Sebagai sesama makhluk harus menjaga kelestarian lingkungan.
  • Tidak boleh mengambil kekayaan laut secara berlebihan terutama beberapa spesies yang langka


DAFTAR PUSTAKA

-          Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. 2007. Biologi 1 SMA/MA. Jakarta : Yudhistira
-          Samsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi Untuk SMA/MA kelas X. malang : Erlangga.
-          Wahono, Lili, dkk. 1994. Pelajaran Biologi Untuk SLTP Kelas I. Bandung : Sarana Panca Karya. 
0 Komentar untuk "Laporan Hasil Penelitian Ekosistem Pantai "

Silahkan tinggalkan komentar Anda, terima kasih

Back To Top