Portugis Menanamkan Kekuasaannya di Wilayah Indonesia


Bangsa Portugis (Portugal) berhasil merebut beberapa pelabuhan penting di pantai India dan menjadikan kota Goa yang terletak di pantai India sebagai pusat kekuasaannya. Untuk dapat menguasai dan memonopoli perdagangan di Asia Sealatan, bangsa Portugis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
  • Memperluas kekuasaannya ke arah barat dengan menghancurkan armada laut Turki, sehingga bangsa Portugis dapat mengawasi perdagangan dan pelayaran di laut antara Asia dengan Eropa. Bahkan bangsa Portugis dapat memaksa para pedagang untuk berlayar dari Bandar perdagangan Goa (India) menuju ke Afrika Selatan dan selanjutnya sampai di Bandar Lisboa, yaitu pusat perdagangan di Eropa dan ibukota Portugis.
  • Memperluas kekuasaannya kea rah timur dengan menguasai Malaka, sehingga dapat menghentikan dan menguasai aktivitas perdagangan langsung yang dilakukan oleh pedagang-pedagang China, India, maupun kerajaan-kerajaan di Indonesia.


Pada tahun 1511, Malaka berhasil direbut oleh Portugis dibawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Sejak itu, kerajaan Malaka jatuh ke tangan bangsa Potugis. Dengan demikian bangsa Portugis dapat mengadakan perdagangan langsung dengan daerah-daerah yang ada di Indonesia, seperti Ternate, Ambon, Banda, dan Timor. Di Ternate bangsa Portugis berusaha merebut perdagangan cengkeh dan pala. Akan tetapi dalam upaya itu, bangsa Portugis telah berbuat sesuatu hal yang melukai perasaan orang-orang Islam, dengan melanggar perjanjian terhadap Sultan Ternate.

Bangsa Portugis berusaha menanamkan kekuasaannya di daerah Maluku. Hal ini dilakukan agar dapat memonopoli perdagangan rempah-rempah. Namun, tindakan-tindakan bangsa Portugis yang semakin sewenang-wenang dan bertindak kejam terhadap rakyat telah menimbulkan terjadinya pertentangan antara rakyat Maluku dengan bangsa Portugis. Pertentangan ini semakin memuncak setelah bangsa Portugis membunuh Sultan Hairun dari kerajaan Ternate. Rakyat Ternate angkat senjata dibawah pimpinan putranya yang bernama Baab Ullah, dan akhirnya tahun 1575 bangsa Portugis terusir dari daerah Maluku.

Zaman kekuasaan colonial Portugis yang berlangsung dari tahun 1511-1641 di wilayah Indonesia meninggalkan bekas-bekasnya di dalam kebudayaan Indonesia saat ini. Peninggalan-peninggalan zaman kolonial Portugis baik yang berupa yang berupa kebudayaan rohani maupun jasmani masih dapat kita saksikan hingga sekarang.

Semboyan dari penjelajahan bangsa Portugis, yaitu berusaha untuk menyebarkan agama Katolik pada daerah-daerah yang dikuasainya. Fransiscus Xaverius, seorang misionaris, telah meyebarluaskan agama Katolik di Ambon. Banyak orang Ambon yang akhirnya memeluk agama Katolik dan terlihat dari nama-namanya yang meniru nama-nama bangsa Portugis seperti, De Pereira, De Fretes, Lopies, De Quelju, Diaz, dan sebagainya.

Benda-benda peninggalan bangsa Portugis kemudian dianggap keramat oleh bangsa Indonesia seperti meriam-meriam yang terkenal dengan nama Nyai Setomi di Solo, Si Jagur di Jakarta, Ki Amuk di Banten dan sebagainya. Khusus meriam Si Jagur yang terdapat di Jakarta dianggap sebagai alat perantara kekuatan gaib untuk mendapatkan anak.

Pengaruh lainnya seperti bahasa Portugis yang turut memperkaya jumlah kata-kata dalam bahasa Indonesia, seperti kata San Domingo (Tuhan yang keramat), gereja, mentega, mona (dari kata madona), sinyo (dari kata signor) dan sebagainya. Adapun seni musik yang digemari oleh masyarakat Indonesia adalah seni musik keroncong yang berasal dari seni musik Portugis. Keroncong berbahasa Portugis yang pernah terkenal di Indonesia adalah keroncong Morisco.
  
Tag : Sejarah
0 Komentar untuk "Portugis Menanamkan Kekuasaannya di Wilayah Indonesia"

Silahkan tinggalkan komentar Anda, terima kasih

Back To Top